Stigma seputar masalah kesehatan mental masih menjadi permasalahan yang sering terjadi di masyarakat. Banyak orang yang masih mendiskriminasi individu yang mengalami masalah kesehatan mental, sehingga mereka seringkali diisolasi dan dianggap sebagai pribadi yang lemah. Padahal, masalah kesehatan mental adalah hal yang serius dan membutuhkan dukungan dari lingkungan sekitar.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2018, sekitar 17,9% penduduk Indonesia mengalami masalah kesehatan mental. Masalah ini dapat berupa gangguan kecemasan, depresi, bipolar disorder, dan lain sebagainya. Namun, stigma yang masih melekat di masyarakat membuat individu yang mengalami masalah ini enggan untuk mencari bantuan dan pengobatan yang seharusnya mereka dapatkan.

Salah satu penyebab utama dari stigma seputar masalah kesehatan mental adalah kurangnya pemahaman yang dimiliki masyarakat tentang kondisi ini. Mereka seringkali menganggap bahwa itu adalah hal yang memalukan dan dapat mempengaruhi citra diri seseorang. Namun, dalam kenyataannya, masalah kesehatan mental adalah gangguan yang disebabkan oleh berbagai faktor, seperti faktor genetik, lingkungan, dan ketidakseimbangan kimia otak. Hal ini dapat terjadi pada siapa saja, tanpa memandang usia, jenis kelamin, atau latar belakang sosial.

Jika dibiarkan terus menerus, stigma ini dapat berdampak buruk bagi individu yang mengalami masalah kesehatan mental. Mereka akan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dan beradaptasi dengan lingkungan sekitar, bahkan dapat mengalami isolasi sosial yang berujung pada depresi yang lebih berat. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk memiliki pemahaman yang lebih baik tentang masalah kesehatan mental dan memberikan dukungan yang dibutuhkan oleh individu yang mengalaminya.

Salah satu cara untuk mengatasi stigma seputar masalah kesehatan mental adalah dengan edukasi dan penyebarluasan informasi yang akurat tentang kondisi ini. Hal ini dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti seminar, workshop, atau kampanye di media sosial. Selain itu, peran media juga sangat penting dalam memberikan informasi yang benar tentang masalah kesehatan mental, sehingga stigma dapat berkurang dan masyarakat dapat lebih memahami kondisi ini.

Selain itu, dukungan dari lingkungan sekitar juga sangat penting bagi individu yang mengalami masalah kesehatan mental. Sebuah studi yang dilakukan oleh Pramudito dan Anggraini (2020) menemukan bahwa individu yang mendapatkan dukungan dari keluarga dan teman lebih mampu mengatasi masalah kesehatan mental yang mereka alami. Dukungan ini dapat berupa pengertian, perhatian, dan dorongan untuk mendapatkan bantuan pengobatan yang dibutuhkan.

Selain itu, pemerintah juga memiliki peran yang sangat penting dalam mengatasi stigma seputar masalah kesehatan mental. Pemerintah perlu memberikan akses yang lebih mudah dan terjangkau terhadap layanan kesehatan mental, serta meningkatkan kualitas pelayanan di bidang ini. Selain itu, program sosial dan pendidikan tentang masalah kesehatan mental juga harus ditingkatkan, sehingga masyarakat dapat lebih memahami dan menghargai individu yang mengalami masalah ini.

Dengan lebih memahami dan memberikan dukungan yang dibutuhkan, stigma seputar masalah kesehatan mental dapat dikurangi dan individu yang mengalaminya akan lebih mampu untuk sembuh dan berpartisipasi aktif dalam kehidupan sosial. Sebagai masyarakat yang peduli, mari kita bersama-sama memperkuat pemahaman dan dukungan terhadap individu yang mengalami masalah kesehatan mental, sehingga mereka dapat mendapatkan bantuan yang tepat dan mendapatkan kehidupan yang lebih baik.

Daftar Pustaka:
1. Pramudito, Y. R., & Anggraini, R. B. (2020). Dukungan sosial dan keterlibatan keluarga sebagai faktor prediktif kesehatan mental. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15(1), 29-36. https://doi.org/10.21109/kesmas.v15i1.2734
2. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2018). Riset kesehatan dasar 2018. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
3. Kusumadewi, M. A., & Hadi, S. (2017). Stigma dan diskriminasi terhadap orang dengan gangguan jiwa di Indonesia. Jurnal Psikologi Kesehatan, 6(2), 96-105. https://doi.org/10.20473/jpk.V6I22017.96-105
4. Putri, R. D., & Suryani, K. (2015). Sikap dan stigma masyarakat terhadap orang dengan gangguan jiwa di Puskesmas Wates 1 Kabupaten Kulonprogo. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia, 10(1), 32-39. https://doi.org/10.20473/jpk.V10I12016.32-39
5. Utami, K. A. (2019). Studi pustaka: Stigma seputar masalah kesehatan mental di Indonesia. Jurnal Psikologi Ulayat, 6(2), 75-85. https://doi.org/10.24854/jpu.6.2.75-85

Back To Top