Pada awalnya, penggunaan rokok elektrik (vape) dianggap sebagai solusi untuk menghentikan kebiasaan merokok konvensional. Namun, penggunaan vape justru meningkatkan jumlah perokok baru di kalangan remaja dan dewasa muda, bahkan di antara mereka yang pada awalnya tidak merokok. Penelitian menunjukkan bahwa angka penggunaan vape meningkat empat kali lipat di kalangan non-perokok, terutama di kalangan remaja. Hal ini tentu membawa konsekuensi buruk bagi kesehatan, karena usia muda saat terpapar zat berbahaya menyebabkan inisiasi dini terhadap bahan kimia berbahaya. (1)
Paparan bahan-bahan ini dapat menimbulkan reaksi peradangan, yang merupakan mekanisme pertahanan tubuh, secara kronis sehingga berpotensi menyebabkan kerusakan pada organ pernapasan. Pada tahun 2019, pertumbuhan jumlah perokok vape ini mengakibatkan epidemi rawat inap dan kematian pengguna e-rokok (vapers) akibat cedera paru-paru akut; penyakit baru ini dikenal dengan istilah e-cigarette or vaping use-associated lung injury (EVALI) atau cedera paru-paru terkait penggunaan e-rokok atau vaping. (1, 2, 3)
Penelitian pada pasien yang meninggal akibat EVALI menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit paru obstruktif kronis sembilan kali lebih tinggi dan lebih dari dua kali lebih mungkin memiliki asma. Selain itu, pasien juga memiliki kemungkinan lima kali lebih tinggi untuk menderita penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi. Mayoritas pasien yang meninggal didiagnosis dengan sindrom gangguan pernapasan akut (ARDS). Hal ini menunjukkan bahwa asosiasi ini mungkin spesifik untuk EVALI yang dikaitkan dengan kejadian ARDS. (3, 4)
EVALI memberikan gambaran sebagai cedera paru akut dengan temuan patologi yang bervariasi, mulai dari pneumonia fibrinosa akut hingga kerusakan alveolus difus. Selain itu, juga ditemukan gambaran pneumonia eosinofilik akut, pneumonia lipoid, dan penyakit paru interstitial bronkiolitis-respiratori. Perbedaan dalam penampilan klinis dan radiografik dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti penyakit paru yang mendasari, variasi respons imun individu terhadap zat yang dihirup, dan jenis bahan spesifik yang dihirup. Oleh karena itu, etiologi tunggal yang universal belum dapat ditentukan. (5)
Penulis : Vienna Alodia Lesmana
Daftar Pustaka :
- Stanbrook, M. B., & Drazen, J. M. (2020). Vaping-induced lung disease—a look forward by looking back. New England Journal of Medicine, 382(17), 1649-1650.
- Sechrist, J. W., & Kanne, J. P. (2020). Vaping-associated lung disease. Radiology, 294(1), 18-18.
- Park, J. A., Crotty Alexander, L. E., & Christiani, D. C. (2022). Vaping and lung inflammation and injury. Annual review of physiology, 84(1), 611-629.
- Casey, A. M., Muise, E. D., & Alexander, L. E. C. (2020). Vaping and e-cigarette use. Mysterious lung manifestations and an epidemic. Current opinion in immunology, 66, 143-150.
- Belok, S. H., Parikh, R., Bernardo, J., & Kathuria, H. (2020). E-cigarette, or vaping, product use-associated lung injury: a review. Pneumonia, 12, 1-8.