scientist

Pengukuran International Normalized Ratio (INR) menjadi bagian penting dalam terapi antikoagulan untuk pasien dengan gangguan trombotik. Saat ini, tersedia dua metode utama dalam pengukuran INR, yaitu metode optikal dan mekanik. Namun, metode mana yang lebih akurat masih menjadi pertanyaan.

Mengapa INR Penting? INR digunakan untuk menyesuaikan dosis antikoagulan agar tetap dalam batas aman. Jika terlalu tinggi, pasien berisiko mengalami perdarahan, sementara jika terlalu rendah, risiko pembekuan darah meningkat. Oleh karena itu, pemantauan INR secara berkala sangat diperlukan.

Studi Perbandingan. Pada bulan Februari hingga April 2024, penulis melakukan studi perbandingan dengan melibatkan 31 subjek (12 laki-laki dan 19 perempuan) berusia 18-72 tahun. INR diukur menggunakan metode optikal dan mekanik, lalu hasilnya dibandingkan secara statistik.

Hasil yang Menarik. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai rata-rata INR metode optikal adalah 2,23 ± 1,03, sedangkan metode mekanik menunjukkan 2,20 ± 0,85. Uji statistik tidak menemukan perbedaan yang signifikan antara kedua metode (p = 0,62), tetapi keduanya memiliki korelasi yang sangat kuat (r = 0,93; p = 0,00). Dengan kata lain, hasil pengukuran dari kedua metode ini sangat mirip.

Kelebihan dan Kekurangan

– Metode Optikal: Lebih sensitif terhadap kondisi plasma ikterik atau lipemik, namun lebih cepat dalam menghasilkan hasil.

– Metode Mekanik: Tidak terpengaruh oleh kondisi plasma tertentu, tetapi lebih bergantung pada faktor mekanik dalam pengukuran.

Kesimpulan

Dari hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa kedua metode memiliki tingkat akurasi yang sama dan dapat digunakan secara bergantian dalam pemantauan INR pasien yang menjalani terapi antikoagulan. Dengan perkembangan teknologi, pasien dan tenaga medis dapat memilih metode yang paling sesuai berdasarkan kondisi klinis masing-masing.

Dengan informasi ini, pasien dan dokter dapat lebih memahami pilihan metode pengukuran INR yang tersedia dan membuat keputusan yang lebih baik dalam manajemen terapi antikoagulan.

Referensi

1. Douxfils J et al. (2021). Thromb Haemost, 121: 1008–1020.

2. Seiffge DJ et al. (2020). Ann Neurol, 87: 677–687.

3. Dorgalaleh A et al. (2021). Int J Lab Hematol, 43: 21–28.

4. Goto S et al. (2020). Eur Heart J Cardiovasc Pharmacother, 6: 301–309. 5. Lee JJ et al. (2020). Am J Cardiol. https://doi.org/10.1016/j.amjcard.2020.10.064.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back To Top